kisah nyata, berlangsung ketika saya kuliah di suatu kota ternama di Jawa tengah sekitar tahun 2015. Sebagai mahasiswa pendatang, saya hidup sederhana, karena memang kiriman dari orangtua yang bekerja sebagai tentara terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan saya.
Menurut teman-teman, saya termasuk pria simpatik, dengan kemampuan berpikir cemerlang, biasanya saya dipanggil Rudy. Kurang dari six bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan.
Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Indah untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SLTP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.
Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 46 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya.
Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini. Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orangtuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya.
Dalam satu minggu, saya harus memberikan perlajaran tambahan 3 kali buat Nona, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Nona cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar.
Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya. Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya.
Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab. Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam sixteen:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada.
Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimum selama waktu saya mengajar. Kurang lebih forty five menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar.
Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya. Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat s*ksi.
Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam seminggu three kali. Tubuhnya yang best menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36B.
Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang.
Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.
“Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
“Agh.. Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
“Yah.. lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
“Rud.. mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
“Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.
Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga teman kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu.
Memang tidak pernah ada keinginan untuk “berc*nta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.
Lalu akhirnya saya terbawa n*fsu s*tan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berc*uman di ruang keluarganya. Dimulai dengan menc*um bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai mer*mas-r*mas spend*daranya yang masih montok itu.
Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung mer”mas-r*mas alat kel*minku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan n*fsu s*ksnya yang ternyata sangat besar ini. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua berc*mbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya.
Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menc*umi d*d* saya. Bukan most important n*fsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana.
Betapa n*fsunya dia ingin melepaskan celana Levis saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa teg*ngnya b*tang kem*luan saya.
“Wah.. Rud, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda.
“Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.
Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan cel*na d*lam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan b*tang kem*luan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan or*l s*ks.
Setelah dia puas melakukan or*l dengan kem*luan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi. Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya.
Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba lib*do s*ks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menc*umi fork out*daranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan major.
Lalu saya membuka B* hitamnya, dan mulailah saya mengg*git-g*git put*ngnya yang sudah mengeras.
“Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” d*sahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
Karena saya sudah bern*fsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka cel*na d*lamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas kl*toris-nya sudah memerah dan l*ang kem*luannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya.
Lalu saya mulai menj*lat-j*lat kem*luan si Tante dengan pelan-pelan.
“Ogh.. Rud, pintar sekali yah kamu mer*ngs*ng Tante..” dengan suara yang mendesah.
Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kem*luannya, wah.. ternyata dia org*sme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda n*fsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi menjadi sixty nine, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menj*lati kem*luan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menj*lat-j*lat l*ang kem*luannya.
Setelah kami puas melakukan or*l s*ks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan b*tang kem*luan saya ke dalam lubang kem*luannya.
“Rud.. ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
“Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
Benar-benar n*fsu s*tan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kem*luan saya ke dalam lubang kem*luannya. Oghh, nikmatnya..
Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
“Ahh.. dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mend*sah sekali.
Mendengar desahannya, saya menjadi semakin n*fsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik mer*mas-r*mas fork out*daranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia org*sme yang kedua kalinya.
Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bers*nggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini.
Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk mer*mas spend*daranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
“Sabar yah Rud.. tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan m*ni saya di dalam l*ang kem*luan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
“Arghh..!” teriak Tante Stella.
Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kem*luannya benar-benar mer*mas b*tang kem*luan saya.
Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bers*nggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan tel*nj*ng menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu,
Entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang n*fsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi mer*mas-r*mas pay*daranya dan pant*tnya yang montok serta menc*umi lehernya.
Tante pun membalasnya dengan penuh n*fsu juga. Tante langsung menc*umi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
“Ih.. kamu ternyata n*fsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh.. Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menc*umi bib*rnya kembali.
Karena sudah terlalu n*fsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bers*nggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali,
Sehingga kami dalam keadaan tel*nj*ng kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya d*gie model.
“Um.. dorong lebih keras lagi dong Rud..!” d*sahnya.
Semakin n*fsu saja saya mendengar d*sahannya yang menurut saya sangat s*ksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menj*mah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
“Rud.. mandi yuk..!” pintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang tel*nj*ng menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menc*umi kem*luannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai ter*ngs*ng kembali.
“Hm.. nikmat sekali j*latanmu Rud.. agghh..!” d*sahnya.
“Rud.. kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.
Setelah puas menj*latinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan b*tang kem*luan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam l*bang kem*luannya.
Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air m*ni ke dalam lubang kem*luannya. Tante Stella kemudian menj*lati kem*luan saya yang sudah berlumuran dengan air m*ni, dih*sapnya semua sampai bersih.
Setelah itu kami mandi bersama. Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu.
Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan pers*tubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar lodge berbintang dan kami bertemu di sana.Selepas pengalaman itu, saya menjadi lebih berani pada wanita, dan menikmati pers”tubuhan dengan beberapa wanita setengah baya yang kesepian dan butuh pertolongan tanpa dibayarbokep anak